Tujuan Wisata Yogyakarta yang Wajib Di Kunjungi


Wisata Yogyakarta/jogja     -    Tujuan Wisata Yogyakarta yang Wajib Di Kunjungi. Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disebut Jogja adalah salah satu kota tujuan wisata di pulau jawa. Jogja memiliki banyak tujuan wisata yang indah, seperti pantai, goa, candi dan masih banyak lagi. Potensi pariwisata di Yogyakarta memang sudah tidak diragukan lagi keindahannya. Nama Candi Prambanan, Pantai Parangtritis, dan kawasan Malioboro tentu sudah akrab di telingamu. Tak heran jika Jogja sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan luar.

Tapi, jika digali lebih lanjut, sebenarnya masih banyak potensi wisata di Yogyakarta dan sekitarnya yang menarik tapi belum terlalu diketahui orang. Mana aja sih destinasi liburan yang gak mainstream di Jogja? Di artikel ini BungAlda (Red-Kecubung Aldara)  kumpulkan sebagian hanya untuk pembaca disini.

1. Awali perjalananmu dengan menikmati matahari terbit di Puncak Suroloyo.


Puncak Suroloyo
Gak perlu jauh-jauh mendaki gunung buat menikmati matahari terbit di atas awan. Puncak Suroloyo yang terletak di Pegunungan Menoreh, Kulon Progo, DIY, ini menawarkan pesona matahari terbit dengan hamparan awan yang gak kalah keren dari gunung-gunung yang terkenal di Yogyakarta. Dari gardu pandang tertinggi di 1.019 mdpl, kamu bisa memandang empat gunung yaitu Merapi, Merbabu, Sumbing, dan Sindoro, serta Candi Borobudur yang kadang tertutup kabut dari kejauhan.

Mendapatkan pemandangan indah di Puncak Suroloyu tentu bukan tanpa usaha. Kamu mesti menapaki sekitar 290 anak tangga untuk sampai ke puncaknya. Menurut legenda, tempat ini dulunya merupakan lokasi di mana Raden Mas Rangsang mendapatkan wangsit untuk melakukan tapa kesatriyan. Raden Mas Rangsang tak lain adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma, orang yang menjadi penguasa tanah Jawa.

2. Cave tubing di Kalisuci.

kalisuci
Bila Anda adalah pehobi berpetualang dengan alam, Cave Tubing Kalisuci bisa menjadi pilihan liburan Anda di Yogyakarta. Cave Tubing Kalisuci sendiri terletak di Jetis, Pacarejo, Semanu, Gunung Kidul. Lokasi ini bila Anda akses dari Kota Yogyakarta berjerak sekitar 40 km atau sekitar 10 km dari Kota Wonosari. Disebut Kalisuci karena di Kalisuci terdapat mata air yang terletak disebelah atas aliran sungai yang airnya sangat jernih dan tetap jernih meskipun air sungai keruh ketika musim hujan. Sumber mata air ini dulunya merupakan satu-satunya sumber kehiduoan masyarakat sekitar untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari, baik untuk minum, mandi, cuci dan lain-lain. Tanpa dimasak, air dari sumber air Kalisuci bisa langsung di minum tanpa takut akan sakit, karena sumber air tersebut belum tercemar limbah apapun. Menurut cerita sesepuh dusun sumber mata air Kalisuci dipercaya bisa menyembuhkan penyakit walaupun belum pernah diuji kebenaran cerita tersebut.

Cave Tubing sendiri merupakan perpaduan antara arung jeram (rafting) dengan susur gua (caving) dimana dua aktivitas tersebut sebenarnya terpisah. Lantaran lokasi Gua Kalisuci ini memiliki arus air yang deras dan sungai terletak didalam gua, maka cocoklah bila aktivitas dialam bebas ini menjadi sebuah tantangan yang memukau bagi para pecinta petualangan alam. Gua Kalisuci sendiri merupakan salah satu segmen dari kawasan Kars Gunungsewu yang luasnya mencakup tiga kabupaten yaitu Gunung Kidul, Wonogiri dan Pacitan. Kawasan Karts di Gunung Kidul sendiri memiliki luas sebanyak 13.000 km2 yang mencakup 10 wilayah kecamatan di Gunung Kidul.

3. Candi Sambisari

candi sambisari
Candi Sambisari adalah candi Hindu (Siwa) yang berada di Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, kira-kira 12 km di sebelah timur kota Yogyakarta ke arah kota Solo atau kira-kira 4 km sebelum kompleks Candi Prambanan. Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari dan dipugar pada tahun 1986 oleh Dinas Purbakala. Nama desa ini kemudian diabadikan menjadi nama candi tersebut. Posisi Candi Sambisari terletak 6,5 meter di bawah permukaan tanah, kemungkinan besar karena tertimbun lahar dari Gunung Merapi yang meletus secara besar-besaran pada awal abad ke-11 (kemungkinan tahun 1006). Hal ini terlihat dari banyaknya batu material volkanik di sekitar candi.

Dengan dikelilingi oleh pagar batu dengan ukuran 50 m x 48 m, kompleks ini mempunyai candi utama didampingi oleh tiga candi perwara (pendamping). Pada bagian luar dinding bangunan utama terdapat relung yang berisi patung Durga Mahisasuramardini (di sebelah utara), patung Ganesha (sebelah timur), patung Agastya (sebelah selatan), dan di sebelah barat terdapat dua patung dewa penjaga pintu: Mahakala dan Nandiswara. Di dalam candi utama terdapat lingga dan yoni dengan ukuran cukup besar. Pada saat penggalian ditemukan berbagai benda lainnya di antaranya adalah beberapa tembikar, perhiasan, cermin logam, serta prasasti.

4. Air Terjun Srigetuk.

air terjun srigetuk
Terletak di Desa Wisata Bleberan, Air Terjun Sri Gethuk menjadi salah satu spot wisata yang sayang untuk dilewatkan. Untuk mencapai tempat ini Anda harus naik kendaraan melewati areal hutan kayu putih milik PERHUTANI dengan kondisi jalan yang bervariasi mulai dari aspal bagus hingga jalan makadam. Memasuki Dusun Menggoran, tanaman kayu putih berganti dengan ladang jati yang rapat. Sesampainya di areal pemancingan yang juga berfungsi sebagai tempat parkir, terdapat dua pilihan jalan untuk mencapai air terjun. Pilihan pertama yakni menyusuri jalan setapak dengan pemandangan sawah nan hijau berhiaskan nyiur kelapa, sedangkan pilihan kedua adalah naik rakit sederhana yang terbuat dari drum bekas dan papan melawan arus Sungai Oya.

Air Terjun Sri Gethuk juga disebut sebagai Air Terjun Slempret. Nama Slempret sendiri berasal dari legenda yang ada di Desa Bleberan. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, air tejun ini merupakan pusatnya para jin dengan pimpinan Jin Anggo Menduro. Air terjun ini bermula dari tiga sumber mata air : Kedungpoh, Ngandong, dan Ngumbul. Ketiga sumber mata air tersebut mengalir menjadi satu dan membentuk butiran-butiran air yang jatuh dari tebing bebatuan karst yang tandus.

5. Curug Indah TegalRejo.

curug indah tegalrejo
Curug Indah Tegalrejo atau biasa disebut Curug Bayat terletak desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.  Letaknya berbatasan dengan Kecamatan Bayat Klaten, sehingga sering disebut Curug Bayat karena akses menuju lokasi memang lebih mudah jika melalui Kecamatan Bayat Klaten. Jika berangkat dari Yogyakarta melalui rute Yogyakarta – Prambanan – Srowot -Wedi – Bayat dengan waktu tempuh sekitar 1 jam menggunakan kendaraan roda 2. Untuk memasuki area wisata Curug Indah Tegalrejo tidak dipunggut tiket masuk, pengunjung hanya membayar retribusi parkir kendaraan sebesar Rp. 2000,-.

Untuk mencapai lokasi Curug pengunjung harus berjalan kaki sekitar 10 menit, dan untuk mencapai curug yang paling atas harus berjalan kaki lagi sekitar 5 menit melewati jalan setapak, atau juga bisa menyusuri sungai. Curug Indah Tegalrejo memiliki banyak Curug dengan ketinggian dan bentuk  yang bervariasi dengan kolam dibawahnya yang biasa digunakan untuk mandi atau sekedar bermain air oleh para pengunjung. Pengunjung curug ini masih didominasi masyarakat sekitar Kecamatan Bayat, diantaranya anak-anak kecil yang asik bermain air dan meloncat dari bebatuan, pelajar yang menghabiskan waktu setelah pulang dari sekolah, juga banyak pasangan muda-mudi yang menghabiskan waktu disekitar curug.

6. Pantai Parangkusumo.

pantai parangkusumo
Pantai Parangkusumo merupakan objek wisata alam yang terletak di Kabupaten Bantul, Provinsi DIY, sekitar tiga puluh kilometer di sebelah selatan kota Yogyakarta. Pantai ini juga berdampingan dengan Pantai Parangtritis dan Pantai Depok. Keindahan Pantai Parangkusumo bisa dikatakan setara dengan Pantai Parangtritis karana mempunyai banyak kesamaan dan juga perbedaan. Keistimewaan yang menjadikan pantai ini ramai dikunjungi adalah karena adanya mitos yang berkembang sejak zaman legenda tersebut dimulai. Mitos yang hidup di kalangan masyarakat Yogyakarta dan Jawa pada umumnya yaitu tentang sosok Ratu Pantai Selatan yang membantu kekuasaan raja-raja Mataram, sejak jaman Penembahan Senopati sampai saat ini.

Berkunjung ke obyek wisata Pantai Parangkusumo ini akan sangat menarik bila bertepatan dengan berlangsungnya acara upacara ritual Labuhan atau Melasti dan ketika waktu liburan saat pengunjung tumpah ruah bermain dan beraktivitas di tepian pantai Parangkusumo ini. Selain saat tersebut diatas, ada moment yang sangat menarik dapat disaksikan para pengunjung yaitu waktu sunset tiba yang merupakan waktu terbaik menikmati panorama saat matahari terbenam di balik cakrawala Pantai Parangkusumo. Di areal Pantai Parangkusumo terdapat sebuah bangunan yang diberi nama Cepuri. Tempat ini digunakan untuk memanjatkan doa sebelum acara labuhan dari pihak keraton Yogyakarta dimulai. Didalam Cepuri tersebut ada 2 buah batu yang diyakini konon sebagai tempat duduk panembahan senopati dan ratu kidul yang kemudian batu tersebut dinamakan batu cinta.

7. Pantai Siung.

pantai siung
Pantai Siung terletak di sebuah wilayah terpencil di Kabupaten Gunung Kidul, tepatnya sebelah selatan kecamatan Tepus. Jaraknya sekitar 70 km dari pusat kota Yogyakarta, atau sekitar 2 jam perjalanan. Menjangkau pantai ini dengan sepeda motor atau mobil menjadi pilihan banyak orang, sebab memang sulit menemukan angkutan umum. Colt atau bis dari kota Wonosari biasanya hanya sampai ke wilayah Tepus, itupun mesti menunggu berjam-jam.

Salah satu pesona yang menonjol dari pantai ini adalah batu karanganya yang berukuran raksasa di sebelah timur dan barat memiliki peran yang penting, selain untuk memperindah dan pembatas dengan pantai lain, karang tersebut menjadi dasar penamaan pantai ini. Batu karang tersebut terletak agak menjorok ke laut dan menurut seorang sesepuh di tempat ini yang bernama Wastoyo, penamaan pantai ini diambil dari bentuk batu tersebut yang menyerupai gigi kera atau Siung Wanara. Hingga sekarang batu tersebut masih dapat dinikmati keindahannya berpadu dengan gempuran ombak yang selalu menerpanya menyajikan pemandangan yang dramastis. Karang berbentuk siung tersebut hingga kini masih tahan dengan gerusan ombak dan menjadi saksi kejayaan wilayah Siung pad masa lalu. Menurut cerita sesepuh tersebut, wilayah Siung pada masa para wali menjadi pusat perdagangan di wilayah Gunungkidul. Tidak jauh dari pantai ini tepatnya di wilayah Winangun berdiri sebuah pasar. Ditempat tersebut berdiam Nyai Kami dan Nyai Podi, istri abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Surakarta.

8. Pantai Ngetun.

pantai ngetun
Jajaran pantai di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta memang tiada habisnya. Hampir setiap pantai menawarkan keelokan dan kekhasan masing-masing. Kali ini saya mengunjungi Pantai Ngetun, pantai ini terletak di Dusun Sureng, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Pantai Ngetun ini memang masih sepi pengunjung. Sepinya pengunjung di pantai ini bukan karena Pantai Ngetun kurang menarik dikunjungi, tetapi karena akses jalannya yang sangat susah. Jalan menuju pantai ini didominasi oleh bebatuan dan tanah dengan medan naik dan turun. Kondisi jalan seperti ini akan kita lewati kira-kira sejauh 3 km dari tepi jalan raya. Ruas jalan juga sangat sempit, jadi pengunjung harus menggunakan sepeda atau sepeda motor. Lebar jalan tidak cukup lebar untuk dapat dilewati mobil. Jika berkunjung ke sana di saat musim penghujan, saya sarankan untuk ekstra hati-hati karena jalanan sangat licin dan berlumpur.

Pantai Ngetun sangat khas dengan pasir putihnya yang indah dan diapit oleh kedua tebing besar di kanan kirinya. Pantai ini cocok untuk pencinta pantai yang suka bermain pasir maupun para pemancing yang suka melakukan rock fishing. Pantai indah ini bukan hanya menjadi favorit turis yang berkunjung ke sana, namun juga favorit hewan laut seperti ubur-ubur, kelomang hingga tempat bertelur penyu laut. Ubur-ubur di pantai ini sering berenang hingga ke tepi pantai. Jika manusia menyentuh bagian ubur-ubur, akan sangat mengganggu hingga berbahaya tergantung jenis ubur-ubur. Saya tidak bisa mengidentifikasikan jenis ubur-ubur di Pantai Ngetun, tetapi saya telah berusaha mendokumentasikannya. Selain ubur-ubur, beri salam juga pada penghuni asli pantai ini, yaitu kelomang. Kelomang merupakan hewan laut yang tergolong dalam jenis kepiting yang tidak memiliki cangkang yang keras. Ukuran tubuh kelomang sangat kecil, mereka hidup di antara hamparan pasir Pantai Ngetun. Jika Anda bermain pasir, saya sarankan untuk berhati- hati supaya tidak membunuh ribuan kelomang yang hidup di pantai ini. Menurut penuturan warga lokal, pantai ini merupakan salah satu pantai favorit penyu laut bertelur. Sayang sekali saat saya berkunjung kesana, saya tidak beruntung melihat momen tersebut.

Demikian artikel  tentang Tujuan Wisata Yogyakarta yang Wajib di Kunjungi, semoga bermanfaat dan berguna bagi pembaca setia BungAlda sekalian.

0 komentar:

Posting Komentar